Jurang Jero di Kalibiru

Belajar tidak memilihi batasan waktu. Belajar dapat kita lakukan dimana pun dan kapan pun. Dalam belajar kita membutuhkan guru. Seperti kata pepatah, tanpa guru belajar itu ilusi.

Kali ini kami memilih Kalibiru sebagai guru. Pengalaman dan perjuangan mereka dalam meraih cita-cita patut kita ambil hikmahnya. Selain itu, Kalibiru juga dikategorikan sebagai masyarakat desa hutan, dimana dalam kehidupannya berdampingan dengan kawasan hutan.

Semangat hidup bersama dengan alam dan membangun desa menjadi modal penting. Status hutan negara terkadang menjadikan mereka harus fleksibel dan menyesuaikan kebijakan yang lahir. Seperti pada proses mereka membangun wisata, dimana pada perjalanannya sempat mengalami perubahan kebijkan. Awalnya hutan yang berdampingan dengan mereka berstatus hutan produksi, kemudian berubah menjadi hutan lindung. Kita semua tahu apa dampak dari perubahan status hutan ini. Perubahan ini jelasa dikarenakan perubahan fungsi dari hutan tersebut.

Hutan lindung menjadikan mereka semakin terbatas dalam ikut mengelola kawasan hutannya. Namun demikian, bukan berarti mereka tidak dapat terlibat atau tertutup kemungkinannya dalam beraktivitas di hutan tersebut. Eh tapi sebentar, kali ini kita tidak ingin membahas status dan fungsi hutannya.

Kembali ke topik utamanya tentang semangat pengembangan wisata di Kalibiru. Hal menarik yang kami dapatkan terkait perubahan status kawasan ini yaitu Pak Parjan bersama sedulur-sedulur kelompok HKm Mandiri Kalibiru mempelajaran aturan-aturan dan kebijakan terkait status hutannya. Terus terang saja ini hal yang sangat menarik. Tekadang orang menghindar ketika disodorkan berkas-berkas aturan, sebaliknya Kalibiru malah mencoba mempelajarinya. Seperti disampaikan oleh Pak Parjan, "kami tidak mau menyerah, setiap perubahan fungsi pasti memiliki makna yang lebih baik, sebaliknya kita yang harus beradaptasi dan mencari celah-calah untuk dapat terlibat dalam pengelolaan hutannya." Salut.

Jurang Jero, ini merupakan salah satu KTH (Kelopok Tani Hutan). Nama lengkapnya yaitu KTH Jurang Jero Asri, Desa Ngargosoko, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah. Anggota kelompok didominasi pemuda-pemuda. Nama jurang jero sendiri diambil dari sebuah lokasi yang ada disekitar desa mereka. Jurang Jero merupakan bagian dari alur Kaliputih yang hulu nya beraasal dari Gunung Merapi, lereng barat, Magelang.

Saya juga mencoba untuk tidak membahas situasi yang berada di Jurang Jero. Yang coba ingin kami sampaikan pada tulisan ini bahwa kelompok ini (KTH Jurang jero Asri) memiliki semangat yang besar dalam pelestarian alam. Selain itu, mereka juga memiliki kemauan tinggi untuk mengembalikan lagi daerah mereka menjadi destinasi wisata favorit di Magelang. Dulunya Jurang Jero dikenal dengan hutan pinusnya. Sayang kondisi ini berubah. Terutama pada saat reformasi 1998-an. Dampak kerusakan kawasan hutannya semakin meningkat hingga tahun 2002-an.

Sama halnya dengan Kalibiru, Jurang Jero juga mengalami perubahan status kawasan hutan yaitu menjadi hutan konservasi. Dimana pada tahun 2004 kawasan ini termasuk yang ditunjuk menjadi Taman Nasional Gunung Merapi. Sebentar, lagi-lagi saya harus kembali ke topik. Kita sementera tidak akan membahas sejarah penunjukan kawasan menjadi Taman Nasional Gunung Merapi.

Pembelajaran di Kalibiru menjadi awal membangun kesepakatan dan bentuk KTH Jurang Jero Asri. Kami juga tersuntik semangat untuk terus berproses dan optimis bahwa Jurang Jero bisa menjadi Kalibiru. Semangat itu muncul dari beberapa yang diutarkan Pak Parjan bersama dengan pengurus Kalibiru yang lain. Beberapa hal yaitu bahwa perjuangan itu butuh dedikasi dan proses, hasil perjuangan dapat merubah lingkungan sekitar, dan peningkatan ekonomi dapat mensejahterakan masyarakat desa secara luas. Sebenarnya saya pengin menulis banyak lagi, tetapi kita sambung besok-besok ya. Biar makin asik, kawan-kawan dapat melihat seklumit pembelajara kami di Kalibiru melalui link video yang sudah kami upload di Youtub. Selamat menikmati.

https://youtu.be/iIO_NC00w-8 atau anda cari dengan kata kunci "Jurang Jero di Kalibiru" atao mampir ke chanel youtube saya "Ndaru Wardoyo"

Salam Konservasi.

#catatanpenyuluh

#sarloak #semogabarokah

Comments

Popular posts from this blog

Warna Pilihan

Ilmu Ikhlas, Bukan Ilmu Kebatinan

Sederhana itu Susah