FORESTRY DI KOREA SELATAN
FORESTRY
DI KOREA SELATAN
Pada
hari Rabu 16 November 2011 di Kampus Kehutanan UGM diadakan kuliah umum yang
dihadiri oleh dua Profesor dari Korea University. Isi kuliah pagi itu adalah
mengenai gambaran umum Korea Universty dan mengenai keadaan kehutanan di Korea
Selatan.
Dua
materi yang disampaikan isinya sangat menarik. Kemewahan dan kemajuan tergambar
dari paparan tentang Korea University. Korea Universty telah melahirkan
berbagai ahli di Korea Selatan pada khususnya dan dunia pada umumnya. Beberapa
Nobel diperoleh oleh beberapa lulusan dari kampus itu. Sedangkan paparan
mengenai kehutanan di Korea Selatan tidak kalah menariknya. Terbukti dari
seriusnya wajah para peserta kuliah dalam menyimak materi yang disampaikan.
Paparan
tentang kehutanan ini adalah mengenai “Kiat Sukses dalam Rehabilitasi hutan di
Korea Selatan”. Ada ungkapan dari dosennya mengenai ke jelesan mereka dengan
keadaan hutan di Indonesia. Mereka menganggap hutan Indonesia sangat bagus dan
beranekaragam spesies yang terkandung dan membentuk ekosistem hutan di
Indonesia. Orang Korea Selatan begitu serius dan teguh untuk membentuk/membangun
hutan sedangkan orang Indonesia sudah diberi hutan dengan begitu bagus.
Namun
dalam hati kecil saya bergejolak bahwa kita yang diberi hutan begitu bagus tidak
bisa memabfaatkannya dengan bijak, sebaliknya Korea Selatan dengan keterbatasn
hutan mereka berhasil menciptakan dan memanfaatkan hutan sebaik mungkin.
Giliran saya yang jeles dengan masyarakat Korea mengenai penghargaan terhadap
lingkungan khususnya hutan. Kesadaran mereka dengan hutan bikin iri kami-kami
yang kaya akan hutan.
Filem
dokumenter yang diputar dalam acara ini memaparkan tentang keteguhan dan
keseriuasan Korea dalam membangun hutan dan menghargai akan fungsi pentingnya
hutan. Mereka menamai itu dengan program “Erosi Control”. Erosi adalah salah
satu cara mengetahui tingkatan kelestarian hutan. Ketika erosi dapat dicontrol
itu artinya fungsi rotasi air seimbang/stabil dan hutan dalam keadaan baik.
Maka bencana banjir dan erosi dapat terhindarkan.
Satu
hal yang menarik lagi adalah bagaimana Korea Selatan dari awal dapat melakukan
planing wilayah. Mereka jauh sebelumnya sudah menentukan daerah mana yang akan
dijadikan daerah masa depan dan juga tidak melepaskan fungsi keamanan daerah
tersebut dari bahaya bencana alam. Artinya suatu kemajuan daerah harus
diimbangi dengan lingkungan yang lestari. Ada suplay dan deman carbon.
Ketakjuban
terpancar dari filem tersebut adalah hasil yang dicapai sesuai dengan harapan.
Dari daerah yang berbentuk bukit gersang disamping lautan lepas disulap menjadi
hutan. Dan lebih takjub lagi setelah melihat apa yang mereka planingkan yaitu
dibawah bukit di pinggir lautan atau pantai diubah menjadi sebuah kota
industri. Mereka memilih disamping laut karena faktor transportasi yaitu untuk
pengiriman barang ke luar negara agar lebih mengirit biaya karena jarak ke
lautan tidak jauh.
Korea
Selatan terdiri ata 65 % hutan ,21 % pertanian dan sisanya diperuntukan untuk
keperluan kependudukan. Sedangkan vegetasi pohon yang ada di hutan terdiri atas
tiga jenis saja yaitu 26 % Red Pine, 24 % oax dan 26 % mixed dari Red pine dan
Oax. Ketiga tipe itulah yang mendominasi jenis tegakan hutan di Korea Selatan.
Satu
catatan khusus pada perkuliahan ini adalah bahwa masyarakat Korea Selatan tidak
ada yang menebang pohon di hutan malah sebaliknya mereka menanam pohon. Begitu
sadarnya mereka akan fungsi hutan. Bahwa hutan merupakan keseimbangan
kehidupan. Bahwa kita harus sadar bahwa kita hidup berdampingan dengan
alam/hutan.
Comments
Post a Comment