Bagaimana Rantai Antara Keikhlasan dengan Kebatinan ??

            Hasil review dari obrolan sebelmunya mengenai “ilmu ikhlas, bukan ilmu kebatinan” ternyata sangat menarik. Obrolan ini berlangsung antara saya, Mas Marto Paidi, dan Mas Aryo Prianggono. Mas Aryo Prianggona merupakan mahasiswa jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM. Dari obrolan tersebut memetakan yang namanya ilmu kebatinan itu sendiri.
            Ternyata ada 3 bagian dasar dari ilmu kebatinan. Ilmu sabar adalah tingakatan pertama, disusul ilmu ikhlas dan terakhir ilmu pasrah. Untuk mencapai ilmu kebatinan tersebut harus melewati dan mengusai 3 tahapan di atas. Selain untuk ilmu kebatinan, 3 tahapan tersebut juga sebagai ilmu kanuragan.
            Ketiga tahapan tersebut ternyata bersinggungan dengan hal yang tidak logis saja tetapi pada hal yang tidak logis dimana melibatkan olah rasa dan akal. Jadi apa yang diungkapkan belum tentu sama dengan yang dirasakan. Hal ini bisa dikatakan “cangkem” dan hati belum tentu sama.
            Hal yang logis itu tidak ada yang mutlak, tergantung dari mana sudut pandangnya. Artinya hal yang logis itu bersifat subyektifitas. Jangan sampai kita salah paham dengan hal yang logis menurut kita tetapi menurut orang lain itu tidak karena obyek yang kita lihat menyimpan misteri yang belum tentu orang lain mengerti.
            Mungkin kemudian hal yang logis itu dapat diterima karena kemudian hal yang logis ini menjadi “NORMA”. Norma karena dapat diterima dan sudah menjadi kesepakatan bersama. Bagaimana pun harus ditaati karena kita hidup bermasyarakat.
            Kalau dari tulisan saya sebelumnya mengenai “ilmu ikhlas, bukan ilmu kebatinan” tentunnya berarti ilmu ikhlas itu tahapan dari ilmu kebatinan. Kemudian maksud dari pengorbanan yang logis itu tentunya kita melakukan pengorbanan dengan sesuatu yang logis sesuai dengan norma yang berlaku.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Warna Pilihan

Ilmu Ikhlas, Bukan Ilmu Kebatinan

Sederhana itu Susah